Wednesday, September 2, 2015

DO’A-DO’A NABI SAW KETIKA SUJUD DAN TASYAHHUD

Pengertian Do’a
Do’a berasal dari bahasa Arab yaitu ad-du’a (الدعاء) yang secara etimologi berarti permohonan atau permintaan. Sedangkan menurut istilah do’a adalah permohonan manusia kepada Allah dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang diinginkannya dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkan.
Menurut Ibnul Qayyim al Jauziyyah do’a itu ada dua macam, pertama; do’a yang bersifat sanjungan atau pujian. kedua; do’a yang bersifat permohonan.  kedua-duanya dapat disampaikan kapan saja sesuai keinginan pemohonnya.  Akan tetapi Nabi saw juga menganjurkan kepada kita untuk memanjatkan do’a pada waktu-waktu yang lebih maqbul untuk berdo’a, diantaranya ketika sujud dalam shalat, oleh karena itu beliau menganjurkan untuk memperbanyak do’a ketika sujud, Sebagaimana hadits riwayat Abu Hurairah r.a:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Bahwa Rasulullah saw bersabda:”Saat paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah takala ia sedang sujud Maka perbanyaklah berdo’a (pada saat itu)”
Hadits riwayat Rabi’ah bin Ka’ab al Aslamiy:
أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
“Aku bermalam bersama Rasulullah saw, lalu aku mendatangi beliau ketika beliau sedang berwudlu dan menunaikan hajatnya, kemudian beliau bertanya:”Apa yang kamu minta, lalu aku menjawab: aku meminta kepadamu agar aku dapat menyertaimu di Surga, lalu Rasul bertanya: sealin itu?, Aku menjawab: hanya itu. Kemudian beliau bersabda: bantulah aku atas dirimu dengan memperbanyak sujud”.
Begitupula Nabi menganjurkan untuk berdo’a setelah Tasyahhud, dengan do’a yang disukai oleh pemohonnya.  sebagaimana hadits riwayat ‘Abdullah bin Mas’ud r.a:
كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ قُلْنَا السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ مِنْ عِبَادِهِ السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ وَفُلَانٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُولُوا السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ وَلَكِنْ قُولُوا التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمْ أَصَابَ كُلَّ عَبْدٍ فِي السَّمَاءِ أَوْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنْ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو
“Ketika kami shalat bersama Rasulullah saw, kami membaca Assalaamu ‘alallaah min ‘baadihis salaam ‘ala fulaanin wa fulaanin. Lalu Rasulullah bersabda:”Janganlah kamu mengatakan Assalaamu ‘alallaah, karena Allahlah pemilik assalaam (keselamatan), tapi bacalah olehmu: Attaahiyyatu lillaah, wasshalawaatuwat thayyibaat assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh, assalamu ‘aainaa wa ‘ala ‘ibaadillaahis shaalihiin. Maka jika kamu mebacanya akan sampai kepada seluruh hamba yang ada di langit, atau yang ada di antara langit dan bumi. (lalu membaca) Asyhadu alaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhuu wa rasuuluh, kemudian pilihlah dari do’a yang kamu senangi dan berdo’alah dengannya”.
Sedangkan dalam riwayat Muslim yang juga bersumber dari Ibnu Mas’ud, teks haditsnya sebagai berikut:
…ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنْ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ
“…. Kemudian pilihlah dari permohonan (bacaan/do’a) yang dikehendaki”.
Imam An Nawawi mengatakan bahwa tidak disunnahkan membaca do’a sesudah tasyahhud awwal, bahkan menurutnya sebagian ulama memakruhkannya, karena tasyahhud awwal (harusnya) dilakukan dengan singkat supaya berbeda dengan tasyahhud akhir.  Menurut Ibnul Qayyim al Jauziyyah Nabi saw duduk tasyahhud awwal dengan sangat singkat, bahkan (dinyatakan dalam hadits) seakan-akan beliau duduk di atas batu yang panas. Bahkan menurut Ibnul Qayyim pada tasyahhud awwal tidak ada satu riwayatpun yang menyatakan bahwa beliau membaca shalawat atasnya.  Sedangkan menurut Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, setelah tasyahhud awwal dituntunkan untuk membaca shoalawat atas Nabi saw dan berdo’a sekehendak hati dengan do’a yang lebih pendek daripada do’a dalam tasyahhud akhir.
Mengenai do’a-do’a yang dapat dibaca ketika sujud maupun tasyahhud, sebagian ulama Ada yang berpendapat bahwa perintah memilih do’a tersebut bersifat mutlak, artinya kita dapat berdo’a dengan do’a apa saja yang kita kehendaki. Sedangkan Muhammad Nasyiruddin al Bani berpendapat bahwa yang utama ialah dengan mengikuti do’a-do’a yang ada dalam riwayat hadits, terlebih bila do’a-do’a itu sudah sesui dengan kebutuhan orang yang berdo’a. ia mengutip perkataan imam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa bahwa Lam pada kata do’a maksudnya adalah do’a yang disukai Allah, bukan sembarang do’a. selanjutnya Ibnu Taimiyah mengatakan:”Pendapat yang terbaik adalah bahwa membaca do’a seperti digariskan dalam riwayat-riwayat hadits dan yang bermanfa’at”.
Do’a-Do’a Nabi SAW Ketika Sujud
1.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku, baik yang kecil maupun yang besar, baik yang telah dilakukan (dahulu) maupun yang belum dilakukan (yang akan dating), yang terang-terangan maupun yang tersembunyi”.
2.
اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِي وَأَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَكَلِمَةَ الْإِخْلَاصِ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ وَأَسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَنْفَدُ وَقُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ وَأَسْأَلُكَ الرِّضَاءَ بِالْقَضَاءِ وَبَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَفِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ
“Ya Allah, dengan ilmu-Mu tentang yang ghaib dan kekuasaan-Mu atas makhluk, hidupkanlah aku sekiranya menurut pengetahuan-Mu hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku sekiranya menurut pengetahuan-Mu kematian itu lebih baik bagiku. Dan aku memohon kepada-Mu agar selalu takut kepada-Mu, baik dalam hal yang tidak nampak (ghaib) maupun yang nampak. Dan aku memohon kepada-Mu untuk (senantiasa) dapat mengatakan kebenaran baik disaat senang maupun marah, dan aku memohon kepada-Mu kenikmatan yang tidak pernah habis dan pandangan yang menyenangkan yang tidak pernah putus. Aku memohon kepada-Mu kerelaan hati atas ketentuan (qadla)-Mu, dan aku memohon kepada-Mu kehidupan yang menyejukkan setelah (datangnya) kematian, aku memohon kenikmatan pandangan (ketika) melihat wajah-Mu dan kerinduan untuk bertemu dengan-Mu tanpa menimbulkan bahaya dan yang membahayakan, dan tidak menimbulkan fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami juru dakwah yang menerima petunjuk”.
3.
رَبِّ أَعْطِ نَفْسِي تَقْوَاهَا زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
“Ya Rabku, berilah ketakwaan pada diriku, sucikanlah diriku, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang dapat mensucikannya, Engkau adalah Penolong dan Kekasihnya”.
4.
اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ مَاأَسْرَرْتُ وَمَاأَعْلَنْتُ
“Ya Allah, ampunilah segala dosaku, baik yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan”.
5.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ شِمَالِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا أَوْ قَالَ وَاجْعَلْنِي نُورًا
“Ya Allah, berikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam pendengaranku cahaya, di dalam penglihatanku cahaya, Cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, dan berikanlah cahaya pada seluruh tubuhku”.
6.
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
“Ya Allah, Aku berlindung dengan ridla-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan pengampunan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dari-Mu atas ketidak mampuan untuk menghitung pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri”.
Do’a tersebut dibaca nabi ketika sujud pada shalat lail.
Do’a – Do’a Nabi SAW Setelah Tasyahhud
1.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah sesungguhnya kau memohon kepadamu dari adzab jahanam, dari adzab kubur, dari fitnah hidup dan fitnah mati, dan dari kejahatan fitnah Dajjal”.
Dalam hadits Muslim yang juga bersumber dari Abu Hurairah, terdapat kalimat مِنْ التَّشَهُّدِ الْآخِرِ. Artinya do’a tersebut dibaca setelah tasyahhud akhir.
2.
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Ya Allah sesungguhnya aku telah banyak melakukan kedzaliman terhadap diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat mengampuni kecuali Engkau. Oleh karena itu berilah aku pengampunan dari sisiMu, dan kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pengampun dan Pengasih”.
3.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ إِنِّي أَسْأَلُكَ ، أَََسْأَلُكَ اْلَجَّنَةَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, bahwa segala puji adalah milik-Mu, tidak ada tuhan melainkan Engkau, Engkau Maha Pemberi Karunia, wahai pencipta langit dan bumi, wahai Tuhan yang Maha Agung dan Maha Pemurah, Wahai Tuhan yang Maha Hidup, yang Maha berdiri sendiri, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, aku memohon kepada-Mu surga, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab neraka”.
4.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, ya Allah, Tuhan yang Maha tunggal, tempat makhluk-Nya bergantung, tiada beranak dan tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya, ampunilah segala dosaku, sesungguhnya Engkau Maha pengampun dan pengasih”.
5.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, ampunilah segala dosaku pada masa lalu dan akan dating, yang aku lakukan dengan sembunyi-sembunyi atau yang aku lakukan dengan terang-terangan dan apa saja perbuatankau yang berlebihan, dan dosa-dosa lain yang Engkau lebih tahu daripadaku. Engkaulah yang terdahulu dan Engkaulah yang terkemudian, tidak ada tuhan kecuali Engkau”.
6.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan mati. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa-dosa dan terbelit hutang”.
Selain    do’a-do’a tersebut yang secara tegas disebutkan tempatnya, juga terdapat do’a-doa yang tidak secara tegas disebutkan tempat/waktunyanya, dan hanya dijelaskan bahwa do’a-do’a tersebut dibaca di dalam shalat. Diantara do’a-do’a tersebut adalah:
7.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, tolonglah aku dalam mengingat kepada-Mu, dalam bersyukur kepada-Mu dan dalam melakukan ibadah yang baik kepada-Mu”.
8.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَأَسْأَلُكَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَأَسْأَلُكَ لِسَانًا صَادِقًا وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam urusanku dan keseriusan terhadap petunjuk, dan aku memohon kepada-Mu agar tetap mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik, aku memohon kepada-Mu hati yang bersih dan lisan yang benar, dan kebaikan sesuatu yang Engkau ketahui, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatan sesuatu yang Engkau ketahui, dan aku memohon kepada-Mu ampunan dari dosa yang Engkau ketahui”.
9.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي وَوَسِّعْ لِي فِي دَارِي
“Ya Allah, ampunilah dosaku, lapangkanlah rumahku, dan berkatilah rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku”.
10.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan”.
11.
اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا
“Ya Allah, perhitungkanlah (amal)ku dengan perhitungan yang mudah”
SUMBER : BAHAN MUSYTAR WILAYAH DIY
https://hanadoank.wordpress.com/2010/08/25/doa-doa-nabi-saw-ketika-sujud-dan-tasyahhud/

No comments:

Post a Comment